LAPORAN
PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
TOPIK
II
PENGAMATAN
JARINGAN EPIDERMIS
DI
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : IRA NOVITA SARI
NIM : 1403000367-31
DOSEN : HILDA A. K.W., M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI (SI)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KAPUAS
SINTANG
2017
A.
Dasar
Teori
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang,
daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai
jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis
dan jaringan pengangkut (Sutrian, 2004).
a. Pengertian
jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang
terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai
dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis
sel yang berbentuk pipih dan rapat. Jaringan epidermis daun terdapat di
permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak
mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata. Secara umum,
fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel
epidermis sering kali memiliki ciri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan
fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan
mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan
spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen
perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik.
Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi
seperti stomata dan trikomata (Kartasaputra, 1988).
Dari keterangan di atas, kita dapat mengetahui beberap ciri-ciri
dari jaringan epidermis. Adapun ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari
sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel
tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan
susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis
bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding
sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain
dinding selnya tetap tipis.
6. Mengalami modifikasi membentuk
derivat jaringan epidermis, misal
stomata, trikomata (rambut-rambut), spina
(duri), vilamen , sel kipas,
sel kersik (sel silika).
b. Susunan
Sel Epidermis
Sebagian
besar epidermis terdiri dari sel yang boleh dikatakan tak terspesialisasi. Sel
yang lebih terspesialisai tersebar didalamnya. Sel epidermis memiliki protoplas
hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel mengandung plastid
yang memiliki grana sedikit sehingga tidak membentuk klorofil. Dalam plastid
ditemukan pati dan protein, sedangkan dalam vakuola dietmukan antosianin (Sutrian,
2004). Dinding sel epidermis beragam bentuk pada tumbuha yang berbeda dan
ditemukan
dibagian yang berlainan pada tumbuhan yang sama. Pada biji, sisik, dan beberapa
macam dauan seprti daun Coniferae, dinding sel epidermis amat tebal serta
berlignin. Lapangan noktah primer terdapat terutama pada dinding radial dana
dinding sebelah dalam. Pada dinding luar kadang-kadang terlihat daerah dengan
ruang anatar fibril lebar yng disebut ektodesmata (Campbell et. al., 2002).
c.
Fungsi Epidermis
Adapun
fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut,
yaitu
:
1.
Sebagai pelindung terhadap hilangnya air
karena adanya penguapan
2.
Sebagai pelindung terhadap kerusakan
mekanik
3.
Sebagai pelindung terhadap perubahan
temperature
4.
Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat
makanan
5.
Pelindung, tidak dapat ditembus air dari
luar, kecuali akar yang muda.
6.
Peresap air dan mineral pada akar yang
muda. Oleh karena itu akar
yang
muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan
bulu
akar.
7.
Untuk penguapan air yang berlebiha. Bisa
melalui evaporasi atau gutasi.
8.
Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu
respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya bergabus.
d.
Derivat Epidermis
Derivat
epidermis adalah suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis, tapi
memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri.
Macam-macam derivat epidermis antara lain stomata, trikomata, dan lain-lain.
1.
Stomata
Stomata
berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi
stomata adalah lubang oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup
(Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah
mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya
lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).
Stomata
biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama
di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah daun,
tetapi ada beberapa spesies tumbuhan dengan stomata pada permukaan atas dan
bawah daun. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas
daun, misalnya pada bunga lili air. Bentuk atau tipe stomata dibedakan atas 4
yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik (Rompas et.al., 2011).
2.
Trikomata
Trikomata
merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis,
struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh
jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis (emergens). Trikomata pada
jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari
serangga, yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak
(nonsecretory), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakaan trikoma. (Dewi
et.al., 2015).
Trikomata
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a)
Trikomata non glandular (tidak
menghasilkan sekret)
1.
Rambut uniselular sederhana atau
multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae,
Moraceae, Triticium, Hordeum,
Pelargonium, dan Gossypium.
2.
Rambut skuamiform bentuk sisik yang
multiseluler dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
3.
Rambut multiseluler yang dapat berbentuk
bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada styrak, platanus, dan
verbacum.
4.
Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang
dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang
berdampingan.
b)
Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikoma
ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik. Trikoma glandular
terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikoma sekresi garam, trikoma
sekresi nektar, trikoma sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut
sengat, rambut akar. (Ambardini et.al.,2015).
B.
Tujuan
Praktikum
1. Mahasisiswa
dapat membuat preparat jaringan tanaman dan melakukan pengamatan dengan
mikroskop.
2. Mahasiswa
dapat melakukan pengamatan preparat jaringan epidermis dengan menggunakan
mikroskop.
C.
Alat
dan Bahan
a.
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca
benda
3. Kaca
penutup
4. Pisau
/ skapel stainless
b.
Bahan
1. Bawang
merah
2. Betadine
D.
Cara
Kerja
1. Kupas
lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan pisau/skapel,
potonglah sebagian kecil bawang merah, kemudian patahkan. Lepaskan lapisan
epidermis yang tersisa.
2. Letakkan
lapisan epidermis di atas kaca preparat, tambahkan setetes air, tutup dengan
kaca penutup (jangan sampai ada gelembung udara).
3. Amati
jaringan epidermis dengan mikroskop
4. Tambahkan
larutan betadine untuk pewarnaan sel pada bagian tepi kaca penutup, lalu buang
kelebihannya dengan tissue
5. Gambar
dan beri keterangan bagian-bagian dari jaringan epidermis.
E.
Hasil
Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan
|
Gambar
Studi Literatur
|
||||||||
Sel
epidermis bawang merah
(dipotong
melintang)
Perbesaran
100 x
![]()
![]() ![]()
![]()
![]() |
![]() |
Keterangan:
1.
Nukleus
2.
Sitoplasma
3.
Dinding sel
4.
Membran plasma
F.
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sel
epidermis bawang merah yang dipotong dengan irisan melintang dan diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, maka bentuknya akan terlihat
seperti kotak-kotak yang berbentuk rapi, meskipun tidak terlihat seperti kotak
sempurna. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang
merah memiliki inti sel (nukleus), memiliki cairan di dalamnya dan ada
aktivitas yang terjadi seperti pertukaran zat dalam sel. Sel bawang merah
memiliki struktur yang jauh lebih lengkap dari sel mati, yaitu memiliki dinding
sel, sitoplasma, membran plasma, dan nukleus.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardini, S.,
Indrawati dan Ratnaeni. 2015. Karakter Trikoma Daun Tanaman Jati (Tectona Grandis L.)
Yang Ditanam pada Tanah Pasca tambang Emas
Bombana Dengan Variasi Dosis Pupuk Kandang Kambing. Jurnal Biowallacea. Vol. 2 (1) : Hal
113-125.
Campbell, N. A.,
Reece., Jane, B., Mitchell., Lawrence, G. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Dewi, V.P., Hindun, I.,
Wahyuni, S. 2015. Studi Trikoma Daun Pada Famili Solanaceae Sebagai Sumber Belajar
Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia. Vol. 1 (2).
Kartasaputra, A.
G.1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan
(Tentang Sel dan
Jaringan). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rompas, Y., Rampe, H.
L., Rumondor, M. J. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku
Orchidaceae. Jurnal Bioslogos,
Agustus. Vol. 1 (1).
Sutrian, Y. (2004). Pengantar Anatomi
Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar