Minggu, 08 Januari 2017

laporan praktikum pengamatan jaringan epidermis



LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

TOPIK II
PENGAMATAN JARINGAN EPIDERMIS

DI
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA   : IRA NOVITA SARI
NIM       : 1403000367-31
DOSEN : HILDA A. K.W., M.Si

          



            PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI (SI)
            FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
            UNIVERSITAS KAPUAS
            SINTANG
            2017


A.      Dasar Teori
       Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut (Sutrian, 2004).
a.    Pengertian jaringan epidermis
        Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki ciri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata (Kartasaputra, 1988).
        Dari keterangan di atas, kita dapat mengetahui beberap ciri-ciri dari jaringan epidermis. Adapun ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
 tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
6. Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal
 stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas,
 sel kersik (sel silika).
b.      Susunan Sel Epidermis
        Sebagian besar epidermis terdiri dari sel yang boleh dikatakan tak terspesialisasi. Sel yang lebih terspesialisai tersebar didalamnya. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel mengandung plastid yang memiliki grana sedikit sehingga tidak membentuk klorofil. Dalam plastid ditemukan pati dan protein, sedangkan dalam vakuola dietmukan antosianin (Sutrian, 2004). Dinding sel epidermis beragam bentuk pada tumbuha yang berbeda dan
ditemukan dibagian yang berlainan pada tumbuhan yang sama. Pada biji, sisik, dan beberapa macam dauan seprti daun Coniferae, dinding sel epidermis amat tebal serta berlignin. Lapangan noktah primer terdapat terutama pada dinding radial dana dinding sebelah dalam. Pada dinding luar kadang-kadang terlihat daerah dengan ruang anatar fibril lebar yng disebut ektodesmata (Campbell et. al., 2002).
c.       Fungsi Epidermis
        Adapun fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut,
yaitu :
1.      Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
2.      Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
3.      Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature
4.      Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan
5.      Pelindung, tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda.
6.      Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh karena itu akar
yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan
bulu akar.
7.      Untuk penguapan air yang berlebiha. Bisa melalui evaporasi atau gutasi.
8.      Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya bergabus.



d.      Derivat Epidermis
        Derivat epidermis adalah suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis antara lain stomata, trikomata, dan lain-lain.
1.      Stomata
       Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).
       Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah daun, tetapi ada beberapa spesies tumbuhan dengan stomata pada permukaan atas dan bawah daun. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas daun, misalnya pada bunga lili air. Bentuk atau tipe stomata dibedakan atas 4 yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik (Rompas et.al., 2011).
2.      Trikomata
       Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis (emergens). Trikomata pada jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga, yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak (nonsecretory), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakaan trikoma. (Dewi et.al., 2015).
Trikomata dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a)      Trikomata non glandular (tidak menghasilkan sekret)
1.    Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium,  Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
2.    Rambut skuamiform bentuk sisik yang multiseluler dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
3.    Rambut multiseluler yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada styrak, platanus, dan verbacum.
4.     Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
b)      Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
        Trikoma ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik. Trikoma glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikoma sekresi garam, trikoma sekresi nektar, trikoma sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar. (Ambardini et.al.,2015).



B.       Tujuan Praktikum
1.      Mahasisiswa dapat membuat preparat jaringan tanaman dan melakukan pengamatan dengan mikroskop.
2.      Mahasiswa dapat melakukan pengamatan preparat jaringan epidermis dengan menggunakan mikroskop.
C.      Alat dan Bahan
a.      Alat
1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
4.      Pisau / skapel stainless
b.      Bahan
1.      Bawang merah
2.      Betadine
D.      Cara Kerja
1.      Kupas lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan pisau/skapel, potonglah sebagian kecil bawang merah, kemudian patahkan. Lepaskan lapisan epidermis yang tersisa.
2.      Letakkan lapisan epidermis di atas kaca preparat, tambahkan setetes air, tutup dengan kaca penutup (jangan sampai ada gelembung udara).
3.      Amati jaringan epidermis dengan mikroskop
4.      Tambahkan larutan betadine untuk pewarnaan sel pada bagian tepi kaca penutup, lalu buang kelebihannya dengan tissue
5.    Gambar dan beri keterangan bagian-bagian dari jaringan epidermis.



E.       Hasil Pengamatan
      

Gambar Hasil Pengamatan

Gambar Studi Literatur
Sel epidermis bawang merah
(dipotong melintang)
Perbesaran 100 x
    4
 
     3
 
      2
 
111
 



Keterangan:
1.      Nukleus
2.      Sitoplasma
3.      Dinding sel
4.      Membran plasma

F.       Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sel epidermis bawang merah yang dipotong dengan irisan melintang dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, maka bentuknya akan terlihat seperti kotak-kotak yang berbentuk rapi, meskipun tidak terlihat seperti kotak sempurna. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah memiliki inti sel (nukleus), memiliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi seperti pertukaran zat dalam sel. Sel bawang merah memiliki struktur yang jauh lebih lengkap dari sel mati, yaitu memiliki dinding sel, sitoplasma, membran plasma, dan nukleus.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardini, S., Indrawati dan Ratnaeni. 2015. Karakter Trikoma Daun Tanaman                            Jati (Tectona Grandis L.) Yang Ditanam pada Tanah Pasca tambang                                 Emas Bombana Dengan Variasi Dosis Pupuk Kandang Kambing.                             Jurnal Biowallacea. Vol. 2 (1) : Hal 113-125.
Campbell, N. A., Reece., Jane, B., Mitchell., Lawrence, G. 2002. Biologi jilid   1.                          Jakarta: Erlangga.
Dewi, V.P., Hindun, I., Wahyuni, S. 2015. Studi Trikoma Daun Pada Famili                                  Solanaceae Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan                           Biologi Indonesia. Vol. 1 (2).
Kartasaputra, A. G.1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan  (Tentang Sel                              dan Jaringan). Jakarta: PT.  Rineka Cipta.
Rompas, Y., Rampe, H. L., Rumondor, M. J. 2011. Struktur Sel Epidermis dan                              Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal                                             Bioslogos, Agustus. Vol. 1 (1).
 Sutrian, Y. (2004). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: PT. Rineka                            Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar