Minggu, 08 Januari 2017

laporan praktikum pengamatan sel gabus



LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

TOPIK II
PENGAMATAN SEL GABUS
SINGKONG

DI
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA                        : IRA NOVITA SARI
NIM                 : 1403000367-31
DOSEN           : HILDA A. K.W., M.Si

          



            PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI (SI)
            FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
            UNIVERSITAS KAPUAS
            SINTANG
            2017



A.      Dasar Teori
a.       Pengertian Sel
        Sel kata latinnya cellulae yang berarti ruangan kecil yang ditemukan oleh Robert Hooke, pengamatan terhadap sayatan gabus ( terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut). Sel merupakan suatu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma. Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan (tidak dapat dibagi-bagi lagi) dan merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup dilihat secara struktural. Secara fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan dan kemudian membentuk organisme ( Yudiarti et. al., 2004 ).
b.      Sejarah dan Teori Sel
Tokoh-tokoh penemu teori sel antara lain:
1.      Antonie Van Leeuwenhoek (1723)
Seorang ahli asah lensa dari Belanda yang membuat mikroskop sederhana serta memeriksa cairan setetes air kolam dan orang yang pertama kali melukiskan bentuk-bentuk bakteri.
2.      Felik Durjadin (1835)
Tokoh berkebangsaan Perancis yang pertama kali menemukan cairan sel yang hidup (sarkode) yang merupakan bagian penting dari sel Menururtnya bagian terpenting dari sel adalah isi sel yang berupa cairan hidup yang berada dalam suatu lumen.
3.      Johanes Purkinje
Merupakan ilmuan yang menyatakan bahwa isi sel adalah protoplasma. Protoplasma merupakan bahan penting pada sel yang melangsungkan kehidupan.
c.       Sel Prokariotik dan Eukariotik
        Kata prokariotik berarti sebelum nukleus, atau prokariota ada sebelum eukariota pertama. Prokariota memiliki satu sel, kelompok sel-sel ini merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki metabolisme paling bervariasi. Sel prokariotik memiliki membran plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Contohnya pada bakteri dan ganggang hijau ( Campbell et. al., 2002 ). Sedangkan semua sel eukariotik memulai kehidupannya dengan nukleus. Banyak organel terutama yang terdapat dalam sel eukariota, dan dibungkus oleh membran. Seperti membran plasma yang berfungsi untuk  melindungi sel, retikulum endoplasma yang berfungsi mensintesis protein dan lemak,  kompleks golgi yang berfungsi sebagai organel sekretori, lisosom sebagai tempat pencernaan intrasel, serta mitokondria merupakan organel sel yang berperan penting terhadap fungsi neuronal dan berfungsi menghasilkan energi dalam bentuk ATP, menciptakan homeostatis dan
sinyal Ca2+, yang sangat diperlukan dalam proses transmisi sinapsis, plastisitas dan ketahanan sel, dan fungsi organel-organel lainnya
( Pratiwi et. al., 2007 ).
d.      Bentuk dan ukuran sel
        Bentuk sel ada beberapa macam diantaranya cakram kecil, kolumner, gelendong, dan polihedral. Sedangkan ukurannya bekisar berdiameter 10-30 µm. Perbedaan ukuran sel cenderung ada kaitannya dengan volume dan luas areal permukaan sel itu sendiri. Ukuran sel yang aktif mengadakan metabolisme cenderung lebih kecil dari sel yang tidak aktif melakukan metabolisme ( George, 2011 ).
e.       Sel Hidup dan Sel Tak Hidup
        Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari masing-masing sel tersebut.  Sel hidup pada umumnya mempunyai volume yang penuh dan membran plasma tidak berglanular. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding sel ( Purmobasuki, 2011 ).


B.       Tujuan Praktikum
1.      Mahasiswa dapat membuat preparat jaringan tanaman dan melakukan pengamatan dengan mikroskop.
2.      Mahasiswa dapat melakukan pengamatan preparat jaringan epidermis menggunakan mikroskop.
C.      Alat dan Bahan
a.       Alat
1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
4.      Pisau / skapel stainless
b.      Bahan
1.      Gabus batang singkong
D.       Cara Kerja
1.      Sayatlah gabus batang singkong secara melintang setipis mungkin.
2.      Letakkan sayatan tersebut di tengah kaca preparat, tetesi dengan air, kemudian tutup dengan kaca penutup (jangan sampai ada gelembung udara).
3.      Amati di bawah mikroskop
4.      Gambar penampang melintang dari sel gabus dan beri keterangan.


E.       Hasil Pengamatan

Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Studi Literatur
Manihot utilissima
Perbesaran 100 X
222
 1


      Yulanda Rompas, 2011
            Keterangan:
1.      Sel kosong
2.      Dinding sel

F.       Pembahasan
       Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sel gabus batang singkong (Manihot utilissima) yang dipotong dengan irisan melintang yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, maka bentuknya akan terlihat seperti segi enam beraturan. Sel yang satu dengan sel yang lain tersusun rapi dan rapat dan hanya terdapat dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung, sementara bagian yang lain kosong. Sel gabus termasuk sel mati karena sudah tidak mempunyai inti sel (nukleus) dan sitoplasma, serta tidak menunjukkan adanya aktivitas dalam sel tersebut sehingga ruang selnya nampak kosong, hal ini disebabkan karena protoplasmanya telah mati (mengering).
       Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun. Sel gabus batang singkong termasuk sel mati karena seperti kita ketahui bahwa sel adalah suatu susunan atau unit terkecil yang menyusun mahluk hidup dan di dalam sel terjadi berbagai kegiatan kehidupan seperti makan, mengeluarkan zat sisa, bernafas, berkembangbiak, dan berbagai aktivitas kehidupan lainnya sedangkan pada sel gabus batang singkong tidak terlihat adanya aktifitas dari sel tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece., Jane, B., Mitchell., Lawrence, G. 2002. Biologi jilid                                1. Jakarta: Erlangga
George, H. F. 2011. Biologi. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, D. A., Maryati, S., Srikini., Suharno., dan Bambang. 2007. Biologi.
            Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Purmobasuki, H. 2011. Struktur dan Fungsi Sel vol. 33 (4) hal 1-2.
Yudiarti, T., Widiastuti, E., dan Pratikno, H. 2004. Buku Ajar Biologi. Program     Studi Manajemen Usaha Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.


laporan praktikum pengamatan jaringan epidermis



LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

TOPIK II
PENGAMATAN JARINGAN EPIDERMIS

DI
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA   : IRA NOVITA SARI
NIM       : 1403000367-31
DOSEN : HILDA A. K.W., M.Si

          



            PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI (SI)
            FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
            UNIVERSITAS KAPUAS
            SINTANG
            2017


A.      Dasar Teori
       Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut (Sutrian, 2004).
a.    Pengertian jaringan epidermis
        Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata. Secara umum, fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung. Namun, sel-sel epidermis sering kali memiliki ciri dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata, dan spina. Epidermis, seperti halnya kulit pada tubuh kita, yang merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme-organisme patogenik. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata (Kartasaputra, 1988).
        Dari keterangan di atas, kita dapat mengetahui beberap ciri-ciri dari jaringan epidermis. Adapun ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
 tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.
6. Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal
 stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas,
 sel kersik (sel silika).
b.      Susunan Sel Epidermis
        Sebagian besar epidermis terdiri dari sel yang boleh dikatakan tak terspesialisasi. Sel yang lebih terspesialisai tersebar didalamnya. Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel mengandung plastid yang memiliki grana sedikit sehingga tidak membentuk klorofil. Dalam plastid ditemukan pati dan protein, sedangkan dalam vakuola dietmukan antosianin (Sutrian, 2004). Dinding sel epidermis beragam bentuk pada tumbuha yang berbeda dan
ditemukan dibagian yang berlainan pada tumbuhan yang sama. Pada biji, sisik, dan beberapa macam dauan seprti daun Coniferae, dinding sel epidermis amat tebal serta berlignin. Lapangan noktah primer terdapat terutama pada dinding radial dana dinding sebelah dalam. Pada dinding luar kadang-kadang terlihat daerah dengan ruang anatar fibril lebar yng disebut ektodesmata (Campbell et. al., 2002).
c.       Fungsi Epidermis
        Adapun fungsi epidermis secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut,
yaitu :
1.      Sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya penguapan
2.      Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
3.      Sebagai pelindung terhadap perubahan temperature
4.      Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan
5.      Pelindung, tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda.
6.      Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh karena itu akar
yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan
bulu akar.
7.      Untuk penguapan air yang berlebiha. Bisa melalui evaporasi atau gutasi.
8.      Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya bergabus.



d.      Derivat Epidermis
        Derivat epidermis adalah suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Macam-macam derivat epidermis antara lain stomata, trikomata, dan lain-lain.
1.      Stomata
       Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).
       Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun, batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah daun, tetapi ada beberapa spesies tumbuhan dengan stomata pada permukaan atas dan bawah daun. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas daun, misalnya pada bunga lili air. Bentuk atau tipe stomata dibedakan atas 4 yaitu anomositik, anisositik, parasitik dan diasitik (Rompas et.al., 2011).
2.      Trikomata
       Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis (emergens). Trikomata pada jaringan epidermis mempunyai sifat khusus sebagai daya pertahanan dari serangga, yang ditentukan oleh adanya kelenjar (glandula) atau tidak (nonsecretory), kerapatan, panjang, bentuk, dan ketegakaan trikoma. (Dewi et.al., 2015).
Trikomata dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a)      Trikomata non glandular (tidak menghasilkan sekret)
1.    Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium,  Hordeum, Pelargonium, dan Gossypium.
2.    Rambut skuamiform bentuk sisik yang multiseluler dan memipih nyata sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae.
3.    Rambut multiseluler yang dapat berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada styrak, platanus, dan verbacum.
4.     Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
b)      Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
        Trikoma ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik. Trikoma glandular terlibat dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikoma sekresi garam, trikoma sekresi nektar, trikoma sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar. (Ambardini et.al.,2015).



B.       Tujuan Praktikum
1.      Mahasisiswa dapat membuat preparat jaringan tanaman dan melakukan pengamatan dengan mikroskop.
2.      Mahasiswa dapat melakukan pengamatan preparat jaringan epidermis dengan menggunakan mikroskop.
C.      Alat dan Bahan
a.      Alat
1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
4.      Pisau / skapel stainless
b.      Bahan
1.      Bawang merah
2.      Betadine
D.      Cara Kerja
1.      Kupas lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan pisau/skapel, potonglah sebagian kecil bawang merah, kemudian patahkan. Lepaskan lapisan epidermis yang tersisa.
2.      Letakkan lapisan epidermis di atas kaca preparat, tambahkan setetes air, tutup dengan kaca penutup (jangan sampai ada gelembung udara).
3.      Amati jaringan epidermis dengan mikroskop
4.      Tambahkan larutan betadine untuk pewarnaan sel pada bagian tepi kaca penutup, lalu buang kelebihannya dengan tissue
5.    Gambar dan beri keterangan bagian-bagian dari jaringan epidermis.



E.       Hasil Pengamatan
      

Gambar Hasil Pengamatan

Gambar Studi Literatur
Sel epidermis bawang merah
(dipotong melintang)
Perbesaran 100 x
    4
 
     3
 
      2
 
111
 



Keterangan:
1.      Nukleus
2.      Sitoplasma
3.      Dinding sel
4.      Membran plasma

F.       Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sel epidermis bawang merah yang dipotong dengan irisan melintang dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, maka bentuknya akan terlihat seperti kotak-kotak yang berbentuk rapi, meskipun tidak terlihat seperti kotak sempurna. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah memiliki inti sel (nukleus), memiliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi seperti pertukaran zat dalam sel. Sel bawang merah memiliki struktur yang jauh lebih lengkap dari sel mati, yaitu memiliki dinding sel, sitoplasma, membran plasma, dan nukleus.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardini, S., Indrawati dan Ratnaeni. 2015. Karakter Trikoma Daun Tanaman                            Jati (Tectona Grandis L.) Yang Ditanam pada Tanah Pasca tambang                                 Emas Bombana Dengan Variasi Dosis Pupuk Kandang Kambing.                             Jurnal Biowallacea. Vol. 2 (1) : Hal 113-125.
Campbell, N. A., Reece., Jane, B., Mitchell., Lawrence, G. 2002. Biologi jilid   1.                          Jakarta: Erlangga.
Dewi, V.P., Hindun, I., Wahyuni, S. 2015. Studi Trikoma Daun Pada Famili                                  Solanaceae Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan                           Biologi Indonesia. Vol. 1 (2).
Kartasaputra, A. G.1988. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan  (Tentang Sel                              dan Jaringan). Jakarta: PT.  Rineka Cipta.
Rompas, Y., Rampe, H. L., Rumondor, M. J. 2011. Struktur Sel Epidermis dan                              Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal                                             Bioslogos, Agustus. Vol. 1 (1).
 Sutrian, Y. (2004). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: PT. Rineka                            Cipta.